TAKE HOME TEST
SEMANTIK
SOAL DAN JAWABAN UAS GENAP
MATA KULIAH SEMANTIK
SOAL
1.
Dari
beberapa sumber kita dapati berbagai istilah untuk menamakan jenis atau tipe
makna. Secara alfabetis Mansoer Pateda (2010) telah menggolongkan 29 jenis
makna, Leech (1976) membedakan 7 tipe makna, I Dewa Putu Wijana (2011) membagi
8 jenis makna, Abdul Chaer (2009) menggolongkan 16 jenia makna, dan Fatimah
Djajasudarma (2009) menggolongkan 14 jenia makna. Bagaimana apresiasi saudara
terhadap pendapat para ahli diatas. Jelaskan secara komprehensif ! berilah
contoh!
2.
Zgusta
dan Ullman berpendapat bahwa tidak ada dua kata atau lebih yang memiliki makna
sama secara mutlak. Senada dengan berpendapat di atas. Bloomfieid menandaskan
bahwa setiap bentuk kebahasaan yang memiliki struktur fonemis yang berbeda
dapat dipastikan memiliki makna yang berbeda betapa pun kecilnya. Jika
demikian, mengapa ada konsep sinonim? Jelaskan komprehensif ! berilah contoh!
3.
Menurut
Harimurti (1982), medan makna (semantic field, semantic domain) adalah
bagian dari sistem semantic bahasa yang menggambarkan bagian dari kebudayaan
atau realitas dalam alam semesta tertentu dan yang direalisasikan oleh
seperangkat unsure leksikal yang maknanya berhubungan. Kata atau unsure
leksikal yang maknanya berhubungan dalam bidang tertentu jumlahnya tidak sama
dari satu bahasa dengan bahasa lain karena berkaitan erat dengan kemajuan atau
situasi budaya masyarakat bahasa yang bersangkutan. Jelaskan pernyataannya
tersebut ! berilah contoh !
4.
Bahasa
terus berkembang seiring dengan perkembangan pemikiran penutur bahasa.
Djajasudarma (2009) berpendapat bahwa perkembangan bahasa akan diiringi
perkembangan makna yang mencakup perubahan makna dan pergeseran makna. Menurut
Edi Subroto (2011), perubahan makna ada yang diakronik dan sinkronik. Jelaskan
pendapat kedua tokoh di atas ! berilah contoh !
JAWABAN
1.
Jenis makna
Menurut saya setiap pendapat para
tokoh-tokoh memang mempunyai kelebihan sendiri-sendiri, yang pertama Mansoer
Pateda itu menggolongkan 29 jenis makna, dan menurut saya bahwa beliau
sangat kompleksitas. Yang kedua Abdul Chear menggolongkan 16 jenis makna, ada yang
mempunyai kesamaan jenis makana dan ada sebagian yang tidak sama seperti kata,
istilah, idiom dan peribahasa, dan kekhususannya beliau dalam EYD bahasa
Indonesia. Yang ketiga Dewa Putu Wijana yang menggolongkan 8 jenis
makna, ada yang mempunyai kesamaan jenis makana dan ada sebagian yang tidak
sama seperti seperti literal, figurative, primer, dan sekunder. Yang keempat Leech
yang menggolongkan 7 jenis makna, ada yang mempunyai kesamaan jenis makana dan
ada sebagian yang tidak sama seperti tematik, kolokatif, dan reflektif. Yang
kelima Fatimah Djajasudarma menggolongkan 14 jenis makna, ada yang
mempunyai kesamaan jenis makana dan ada sebagian yang tidak sama seperti idiom,
dan pictorial.
Kesimpulannya bahwa kelima tokoh
diatas sama-sama mengkaji jenis makna, akan tetapi hanya jenis makna konotatif
ini yang sama semua mengkaji jenis makna ini. Makna konotatif adalah Adalah
makna semua komponen pada kata ditambah beberapa nilai mendasar yang biasannya
berfungsi menandai. Contoh: kata pembantu dan budak, “pembatu” adalah pelayan
yang melayani pekerjaan rumah tangga yang dibayar dan kata tersebut dipakai
pada zaman sekarang, sedangkan “budak” adalah pelayan yang melayani para
raja-raja yang tidak dibayar dan kata ini dipakai pada zaman nabi.
2.
Mengapa ada konsep sinonim
Menurut saya, kita kembalikan pada pengertian dari sinonim itu
sendiri. Sinonim berasal dari bahasa Yunani Kuno: onoma = nama dan syn
= dengan. Jadi makna harfiyahnya adalah nama lain untuk benda yang sama.dan
mengapa ada sinonin itu juga dikarenakan ada beberapa faktor: yang pertama,
faktor waktu. Kedua, faktor tempat atau wilayah sepeti kata “gua” dan “kulo”,
kata “gua” itu digunakan orang-orang yang gaul, akan tetapi kata “kulo” itu
digunakan bagi orang-orang desa, kata kedua tersebut sama-sama bersinonim
faktor yang tempat. Ketiga, faktor keformalan seperti kata “loe” dan “kamu”, kata
loe itu tidak formal karena bukan bahasa Indonesia yang baku, yang benar dan
baku adalah kata kamu. Keempat, faktor sosial seperti kata “ kamu” dan “dia”
kedua kata sama bersinonim, tetapi kata “kamu” menunjukkan orang yang ada
disebelah orang yang menunjuk, tapi kata “dia” yang ditunjuk tidak ada
disebelah orang yang menunjuk. Kelima, faktor bidang kegiatan. Dan keenam,
faktor nuansa makna seperti kata “memukul” dan “metinju” kedua kata bersinonim,
kata “memukul” bisa memukul hewan atau manusia, tetapi kata “metinju’ pantas
dalam olahraga tinju.
3.
Medan makna
Semantik bahasa yang menggambarkan bagian dari
kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu dan yang direalisaasikan
oleh seperangkat unsur leksikal yang maknanya berhubungan. Kata atau lesem
dijadikan satu kelompok medan makna, dan terbagi medan kolokasi dan medan
set. Kolokasi menunjukkan pada hubungan sintagmatik adalah hubungan antara unsur-unsur yang
terdapat dalam suatu tuturan, yang tersusun secara berurutan, bersifat linear, contoh:
kasur, bantal guling, buffet, lemari, kamar mandi, ber-ac, semua yaitu
berkenaan dengan kamar tidur, sedangkan
set menunjukkan pada hubungan paradigmatik karena bisa saling disubtitusikan, hubungan paradigmatik adalah hubungan unsur-unsur yang terdapat
dalam suatu tuturan dengan unsur-unsur sejenis yang tidak terdapat dalam
tuturan yang bersangkutan, contoh: kata hewan merupakan makhluk
yang diciptakan oleh Tuhan, ada yang jantan dan betina. Kata pusing
merupakan kedaan sakit yang biasanya diderita oleh manusia.
4.
Pendapat Djajasudarman (2009)
Bahwa perkembangan bahasa akan diiringi dengan perkembangan makna
yang mencakup perubahan dan pergeseran makna. Manusialah yang menggunakan kata
dan kalimat itu dan manusia pula yang menambah kosa kata yang sesuai dengan
kebutuhannya. Karena pemikiran manusia selalku berkembang, maka pemakaian kata
dan kalimat berkembang juga. Sehingga makna mengalami perubahan dan pergeseran
dikarenakan akibat yang pertama dari lingkungan masyarakat seperti kata hias
dilingkungan toko bunga dihubungkan menghias bunga sedangakn dilingkungan salon
dihubungkan penata rias pengantin. Yang kedua akibat pertukaran tanggapan
indera,indra manusia bermacam-macam seperti indra ciuman seperti kata wangi,
indra pendengar seperti kata merdu, dll. Yang ketiga akibat perkembangan dalam
bidang ilmu dan teknologi seperti kata bersepeda, dengan seiring
berkembangnya teknologi sekarang sepeda sedikit sekali yang menggunakan apalagi
berada di kota-kota besar sehingga sekarang sudah tercipta sepeda aki yang
hanya digas dengan mengandalkan aki langsung bisa berjalan tanpa harus mengayuh
dan tidak polusi, ada juga mobil dengan kekuatan surya. Yang keempat akibat
asosiasi contoh kata lapangan makna asosiasi adalah tempat untuk olahraga atau
bermain.
Pendapat Edi Subroto (2011)
Perubahan makna yang diakronik adalah perubahan arti dalam suatu
bahasa dalam perjalanan bahasa itu dari waktu ke waktu, contoh kata duit
dulu berarti ‘mata uang dari tembaga’ sekarang berarti ‘alat pembayaran yang
sah’ dan dahulu berbentuk koin tapi sekarang koin malah dibuang-buang karena
nilai harganya kecil sehingga banyak yang beralih ke uang kertas. Dan sinkronik
adalah mempelajari suatu bahasa pada suatu kurun waktu tertentu saja, contoh kata menyempret secara sinkronis “ mobil itu hampir
menyempret motor yang berjalan”.
Tugas ini saya buat dengan semampu saya, jika ada kekurangan atau
kesalahan mohon maaf. Dan mohon bantuan di jawabankan jika ada yang salah.
Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Chear, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Peteda, Mansoer. - Ed.2 -. 2010. Semantik Leksikal. Jakarta:
Rineka Cipta.
Djajasudarma, Fatimah. 2009. Semantik 2. Pemahaman ilmu makna.
Bandung: Refika Aditama.
Wijana, Dewa Putu. 2008. Semantik teori dan analisis.
Surakarta: Yuma Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar