Putro Agus Harnowo - detikHealth
Jakarta,
Olahraga diyakini bermanfaat bagi kesehatan dan pernyataan ini diamini
oleh hampir semua orang. Kurang olahraga akan mengakibatkan gangguan
pada fungsi tubuh.
Sayangnya, sebuah penelitian menemukan bahwa
ada beberapa orang yang justru meningkat risikonya terkena penyakit
jantung dan diabetes karena rajin berolahraga.
"Ini aneh.
Sekelompok orang tertentu menderita karena berolahraga dan penyebab dari
fenomena ini tidak diketahu," kata peneliti, Claude Bouchard, profesor
genetika dan gizi di Pennington Biomedical Research Center seperti
dilansir New York Times, Jumat (1/6/2012).
Kesimpulan
ini diperoleh dari analisis 6 penelitian yang melibatkan lebih dari
1.600 orang dewasa yang sebagian besar mengalami obesitas. Penelitian
ini menguji bagaimanakah orang-orang bereaksi terhadap program olahraga.
Sekitar
10 persen individu mengalami kenaikan tekanan darah, kolesterol,
trigliserida atau insulin setelah menjalani olahraga. Semua indikator
ini merupakan faktor risiko penyakit jantung dan diabetes.
Menurut penelitian yang diterbitkan jurnal PLoS One ini, peningkatan tersebut tidak dipengaruhi oleh kondisi kesehatan sebelumnya, usia, jenis kelamin atau etnis tertentu.
Salah
satu laporan dari 6 penelitian ini menemukan adanya komponen genetik
yang terkait dengan cara beberapa individu menanggapi aktivitas fisik.
Peneliti menduga anomali ini berkaitan dengan adanya faktor genetik.
"Dengan
penelitian lebih lanjut, mungkin kami dapat mengidentifikasi hal-hal
apa saja yang dapat menjadi prediktor mengapa beberapa orang tidak
mendapat manfaat dari berolahraga secara teratur," kata Bouchard.
Para
ahli menyarankan orang dewasa untuk melakukan olahraga dengan
intensitas sedang selama 150 jam dalam seminggu agar tetap bugar dan
fit.
Dengan adanya temuan ini, maka akan makin banyak orang yang beralasan untuk tidak berolahraga secara rutin.
"Ada
banyak orang di luar sana yang mencari alasan untuk tidak berolahraga.
Mereka bisa mengatakan bahwa mungkin dirinya adalah salah seorang dari
10 persen ini," kata William Haskell, profesor emeritus kedokteran di
Stanford Prevention Research Center.
Peneliti tidak menganjurkan
masyarakat untuk mengkhawatirkan hasil temuan ini. Orang-orang yang
sudah menjalankan kebiasaaan sehat dengan berolahraga secara rutin
sebaiknya tetap melanjutkan kebiasaannya sambil memeriksakan kondisi
kesehatannya secara berkala.
http://health.detik.com/read/2012/06/01/083216/1930042/766/10-persen-orang-justru-berisiko-jatuh-sakit-karena-rajin-olaharga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar