Kamis, 07 April 2011

ADAB BERPAKAIAN DAN BERHIAS


1.      Disunnahkan untuk memakai yang baru, bagus dan bersih.
Hal ini berasaskan pada sabda Nabi SAW kepada salah seorang sahabat beliau yang tengah memakai pakaian yang jelek.
فإذا أتاك الله مالا فليسر أثر نعمته علبك و كرمته ( رواه أبو داود وصحصه الألبانى )
“ jika Allah telah memberimu harta kekayaan, maka hendaknya bisa diperlihatkan bekas nikmat dan kemulin-Nya yang telah diberikan kepadamu itu.”
(HR. Abu Daud. Hadits ini dinilai shahih oleh Al-Bani).
2.      Hendaknya baju bias menutup aurat. Adapun caranya adalah baju tidak dibuat ketat, sehingga memperlihatkan bentuk tubuh. Serta tidak tipis, sehingga tidak memperlihatkan pula apa yang di balik baju tersebut.
3.      Jangan sampai pakaian laki-laki dibuat menyerupai pakaian wanita, demikian juga sebaliknya.
Ini seperti yang disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas r.a, di mana dia berkata,”Rasulullah SAW telah melaknat kaum lelaki yang menyerupai kaum wanita, dan kaum wanita yang menyerupai kaum lelaki.” (HR. Al-Bukhari).
Penyerupaan bias terjadi dalam hal berpakaian, juga dalam hal yang lainnya.
4.     Pakaian hendaknya tidak dimaksudkan untuk mencari popularitas. Ini berdasarkan pada sabda Rasulullah SAW,
من لبس ثوب شهرة فى الدنيا ألبسه الله ثوب مذلة يوم القيامة (رواه البخارى و حسنه الألنانى)
“Barangsiapa memakai pakaian dengan maksud  untuk mencari popularitas di dunia, tentu Allah akan memakaikan baju kehinaan kepadanya di Hari Kiamat kelak.” (HR. Al-Bukhari, dan dihasankan oleh Al-Bani).
5.      Hendaknya pada pakaian tidak terdapat gambar makhluk bernyawa dan gambar salib.
Hal ini berasaskan pada hadits yang diriwayatkan Aisyah r.a, di mana dia berkata, “Tidak pernah Rasulullah SAW meninggalkan baju yang digambar salibnya di rumah beliau, kecuali beliau mengoyakan.”
(HR. Al-bukhari dan Ahmad).